Kamis, 12 Mei 2016

Meresensi Buku Tentang Pendidikan


Novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi yang merupakan novel best seller ini, menceritakan kisah lima orang sahabat yang mondok di sebuah pesantren yaitu Pondok Madani (PM). Novel best seller ini merupakan novel pertama dari trilogi yang secara apik bercerita tentang dunia pendidikan khas pesantren, lengkap dengan segala pernak-pernik kehidupan para santrinya.
Alif Fikri adalah seorang yang sangat menginginkan sekolah di SMA Bukittinggi Sumatera Barat dengan berbekal nilai ujian yang lumayan bagus. Namun mimpinya seakan sirna, musnah tak berbekas, karena Amaknya tidak mengijinkan. Beliau ingin Alif sekolah di Madrasah Aliyah yang berbasik agama, dengan alasan Amak ingin Alif menjadi Ustad (Ulama). Dengan setengah hati, Alif menerima keinginan Amaknya untuk sekolah agama.
Awal mulanya dia sangatkaget dengan segala peraturan ketat dan kegiatan pondok. Untunglah, dia menemukan sahabat-sahabat dari berbagai daerah yang benar² menyenangkan. Niatan setengah hatinya kini telah menjadi bulat. Di bawah menara PM inilah mereka berlima justru menciptakan mimpi²i lewat imajinasinya menatapi langit dan merangkai awan-awan menjadi negeri impian. Mereka yakin kelak impian itu akan terwujud. Karena mereka yakin akan mantra ampuh yang mereka dapatkan dari Kyai Rais (Guru Besar PM), yaitu man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil.
Selama ini mereka bersekolah di madrasah atau sekolah agama Islam. Mereka merasa sudah cukup menerima ajaran Islam dan ingin menikmati masa remaja mereka seperti anak-anak remaja lainnya di SMA. Alif mendapat nilai tertinggi di sekolahnya yang membuatnya merasa akan lebih terbuka kesempatan untuk Amak (Ibu) memperbolehkannya masuk sekolah biasa, bukan madrasah lagi. Namun Amak menghapus mimpinya masuk SMA. “Beberapa orang tua menyekolahkan anaknya ke sekolah agama karena tidak cukup uang untuk masuk ke SMP atau SMA. Lebih banyak lagi yang masukkan anaknya ke sekolah agama karena nilainya tidak cukup. Bagaimana kualitas para ustad dan dai tamatan madrasah kita nanti? Bagaimana nasib Islam nanti? Waang punya potensi yang tinggi. Amak berharap Waang menjadi pemimpin agama yang mampu membina umatnya,” kata Amak yang membuat harapan anaknya masuk SMA pupus.
Alif sakit hati dan memutuskan untuk meninggalkan Maninjau untuk bergoro di sebuah pondok pesantren di daerah Jawa Timur setelah ia membaca surat pamannya dari Mesir.
Setelah perjalanan selama 7 hari 7 malam, ia sampai di sebuah pondok bernama Pondok Madani, yang dikepalai oleh seorang motivator handal yaitu Kiyai Rais. Biarpun masuk karena terpaksa, namun Alif mulai menyukai kehidupan di pondok. Tetapi, berkat banyaknya pengalaman yang merupakan motivasi di mata Alif, ia berhasil menyelesaikan perguruannya di PM, walau tanpa seorang teman yaitu Baso harus pulang karena nenek yang merupakan satu-satunya keluarganya sakit keras,Setelah lulus dari PM, Alif merantau ke Amerika. Disaat itu, Alif memiliki tugas untuk ke London yang membuat beberapa anggota sahibul menara bertemu setelah sekian lama berpisah.
Kelebihan novel ini adalah mengubah pola pikir kita tentang kehidupan pondok yang hanya belajar agama saja. Karena dalam novel ini selain belajar ilmu agama, ternyata juga belajar ilmu umum seperti bahasa inggris, arab, kesenian dll. Pelajaran yang dapat dipetik adalah jangan pernah meremehkan sebuah impian setinggi apapun itu, karena allah Maha mendengar doa dari umatNya.
Ø  Amanat yang dapat diambil dari buku ini:
sebuah perenungan yang diberikan penulis bagi pembaca untuk tidak putus asa dalam hidup dan bermanfaat bagi diri, keluarga, masyarakat, bangsa dan agama.
Ø  Kutipan Novel:
Jangan pernah remehkan impian walau setinggi apapun. Tuhan sungguh Maha Mendengar.
Man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil.
Ø  Keunggulan dan Kelemahan Novel Negeri 5 Menara
Kelebihan novel ini adalah mengubah pola pikir kita tentang kehidupan pondok yang hanya belajar agama saja. Karena dalam novel ini selain belajar ilmu agama, ternyata juga belajar ilmu umum seperti bahasa inggris, arab, kesenian dll. Pelajaran yang dapat dipetik adalah jangan pernah meremehkan sebuah impian setinggi apapun itu, karena Allah Maha mendengar doa dari umat-Nya.
Satu lagi kelebihan novel ini. Pembaca tidak akan bosan membaca kehidupan di pondok karena penulis rupaya menggunakan alur campuran. Ia memulai cerita dengan mengambil setting Alif yang sudah bekerja lalu mulai masuk ke dalam ingatan-ingatan Alif akan kehidupannya dulu di Pondok Madani. Setelah cukup panjang menceritakan tentang pondok, ia mulai beralih lagi ke kehidupan Alif masa sekarang.
 Kelemahan buku ini bagi saya, penulis kurang mampu memperlihatkan dinamika dalam cerita. Klimaks cerita kurang menonjol sehingga para pembaca merasa dinamika cerita sedikit datar. Setelah selesai membaca, pembaca merasa cerita belum selesai setuntas-tuntasnya. Hal ini mungkin disebakan karena penulis mendasarkan ceritanya pada kisah nyata dan tidak ingin melebih-lebihkannya.
Kesimpulan Yang Dapat Saya ambil dari buku ini adalah
Setelah membaca novel Negeri 5 Menara ini, timbul rasa untuk lebih memperdalam ilmu, baik agama maupun umum. Dari sini saya menyimpulkan bahwa, apa yang kita fikirkan belum tentu akan baik di masa yang akan datang, karena Allah telah mengatur takdir kita. Semangat akan semua hal itu tumbuh dari dalam diri setiap orang sejak ia melewati masa pubertas. Motivasi bisa datang darimana saja, dan kita harus menanggapainya.
Kita sebagai mahasiswa hendaknya terus semangat dalam menuntut ilmu walau berbagai hadangan,rintagan dan hinaan orang lain kita harus tetap berusaha dan berjuang, tanpa memperdulikan omongan orang yang selalu merendahkan kita, tapi itu dapat kita jadikan sebagai motifasi agar kita bisa membuktikan kepada orang yang telah meremehkan kita bahwa yang mereka pikirkan salah. Semoga setelah membaca blog ini kita dapat mengerti tujuan kita yang sesunggunya dan samapai ketujuan tersebutt amiiiiiiinn J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar